HOME CONTACT ARTIKEL TRAINING

Short Mold Karena Fill Speed Terlalu Rendah

Short Mold Karena Fill Speed Terlalu Rendah.

Seperti pada pembahasan sebelumnya bahwa. Material Plastik cair yang disuntikkan atau dimasukkan dengan tekanan ke dalam Mold akan mengalami berbagai hambatan, seperti melewati celah, ruang sempit, alur yang berliku, pembuatan bentuk produk yang sulit disertai banyaknya bentuk sirip, dll. Disamping material plastik cair tersebut [suhu antara 200 °C sampai 260 °C] bersinggungan dengan suhu Mold yang lebih dingin [antara 30 °C sampai 60 °C]. [Lebih lanjut mengenai pengaturan suhu material plastik dan suhu Mold-nya tergantung Material Properties bersangkutan yang merupakan hasil Phisical Test dari suatu standar pengujian – Misalnya JIS untuk pengujian plastik adalah JIS……]. 

Dapat dikatakan juga bahwa material plastik cair tersebut harus cepat mengisi seluruh ruang di dalam Mold sebelum mulai terjadi proses pembekuan/pengerasan karena bersinggungan dengan suhu Mold yang lebih dingin. Pada Proses Injeksi Plastik. Terutama Proses Filling, atau dengan bahasa kita adalah Proses Pengisian, yang artinya mengisi plastik cair ke dalam cetakan, terdapat 3 unsur settingan utama, dan sangat mempengaruhi produk yang dihasilkan, yaitu : 

1. Fill Pressure, atau Tekanan Pengisian. [Untuk Masalah Short Mold sudah di bahas sebelumnya]. 
2. Fill Time, atau Waktu Pengisian. [Untuk Masalah Short Mold sudah di bahas sebelumnya]. dan. 
3. Fill Speed, atau Kecepatan Pengisian. [dibahas pada postingan ini]. 

Dengan effek yang sama persis pada pembahasan Short Mold yang Dikarenakan oleh Fill Pressure yang Terlalu Rendah sehingga perjalanan material cair menjadi sangat perlahan. Demikian juga dengan setting Kecepatan yang Terlalu Rendah. Walaupun kita buat setting Fill Pressure yang tinggi untuk menghalau setiap hambatan di dalam Mold, tetapi kalau tidak disertai setting kecepatan normatif, maka hasilnya akan Short Mold. 

Material yang tidak dapat mengatasi hambatannya akan berakibat pada kecepatan yang kurang dari yang diperlukan, hal ini diperlihatkan oleh garis Actual Line 1. Sebelum mencapai V-P Change Over, perjalanan material sudah mencapai titik atau masuk phase pembekuan dimana material sudah mulai mengeras dan sulit untuk dialirkan. Phase pembekuan di gambarkan pada garis R. Sebaliknya material yang berhasil mangatasi hambatannya akan memliki kecepatan yang diinginkan sehingga bisa melewati V-P Change Over sebelum masuk phase pembekuan. 

Setting Kecepatan Pengisian pada mesin injeksi terdiri dari beberapa langkah dan tingkatan. Kita ambil contoh untuk mesin yang memiliki 4 tingkat kecepatan, atau 6 tingkat kecepatan tetapi 2 kecepatan terakhir kita buat off. Tingkatan 1 [pertama] adalah pembentukan Runner. Karena kita tidak membutuhkan Runner untuk kita kemas, kita buat saja settingan dengan kecepatan tinggi. 

Tingkatan 2 [kedua] adalah disaat material cair menjelang Gate. Kita buat setting rendah untuk menghindari masalah Silver, dan Jetting pada produk terutama disekitar Gate. [Masalah Sliver dan Jetting akan dibahas terpisah]. 

Tingkatan 3 [ketiga] adalah masuk ke dalam pembuatan produk. Kembali kita buat dengan kecepatan agak tinggi. Tingkatan 4 [keempat] adalah menjelang posisi V-P Change Over. Dengan tidak meng-aktifkan Hold Pressure, produk yang dihasilkan harus dalam keadaan sedikit Short Mold. Poinnya adalah, ketika Hold Pressure di aktifkan. Maka produk yang dihasilkan adalah baik, dalam arti kata tidak Short Mold. 

Keadaan tidak normal adalah walaupun Hold Pressure di aktifkan, tetapi produk yang dihasilkan terdapat Short Mold. Maka kita harus cek setting kecepatan pada tingkat berapa yang dibutuhkan untuk setting yang lebih tinggi. Adapun yang kita buat setting kecepatan untuk proses ini adalah Debit Pompa Hidrolik nya. Misalkan suatu mesin injeksi memiliki Pompa Hidrolik dengan Debit yang dihasilkan maksimum sebesar 40 ml/detik atau 40 cm³/detik. Adapun Debit Pompa Hidrolik = Debit Material Cair yang Mengalir Masuk ke Dalam Mold. 

Bila kita buat setting kecepatan 30% rata-rata [dari 4 tingkatan settingan yang disebut di atas], maka Debit material cair yang mengalir ke dalam Mold adalah 40 cm³/detik x 30% = 12 cm³/detik. Pada waktu yang dibutuhkan selama 5 detik, maka jumlah material yang telah dimasukkan ke dalam Mold adalah 12 cm³/detik x 5 detik = 60 cm³. 

Sebagai perbandingan bila kita buat kecepatan 70% rata-rata, maka Debit material cair yang mengalir ke dalam Mold adalah 40 cm³/detik x 70% = 28 cm³/detik. Pada waktu yang dibutuhkan sama, yaitu 5 detik, maka jumlah material yang telah dimasukkan ke dalam Mold adalah 28 cm³/detik x 5 detik = 140 cm³. Dari dua perhitungan tersebut sudah sangat jelas perbedaannya, mudah-mudahan ini memudahkan kita dalam membuat setting kecepatan pada proses Injeksi Plastik. 

Stay tune sahabat plastik.

Baca Selanjutnya ..

Industri Plastik


Industri Plastik. 

Sahabat Plastik. Sudah lama kita mengenal Ember dan Gayung sebagai produk berbahan dasar Plastik. Sejak kecil kita sudah sangat akrab dengan barang tersebut, malah ada juga Piring dan Gelas Plastik. Juga ada Sendok, Garpu, Mangkok, dan Wadah Bumbu yang terbuat dari Plastik. Namun tahukah sahabat, aplikasi Plastik tidak hanya sebatas Ember dan Gayung serta barang2 tersebut di atas, tapi sudah merambah ke bidang Elektronik, Otomotif, dan Packaging. Malah sudah lama hal tersebut berlangsung, dan kita tidak menyadarinya. Contoh aplikasi Plastik pada bidang Elektronik : Radio Tape, Mesin Cuci, Komputer, Printer, Kulkas, TV, Kipas Angin, Rice Cooker, Blender, Mixer, dan lain-lain. Contoh aplikasi Plastik pada bidang Otomotif : Lampu Depan Kendaraan, Lampu Sein, Lampu Belakang, Bumper, Dasboard, Casing Kaca Spion, Steer, Interior kendaraan, Casing Motor, Filter Udara, Casing Mesin, dan lain-lain. Contoh aplikasi Plastik pada Packaging (Kemasan) : Tutup Galon air minum, Tutup Botol air mineral, Mankuk agar-agar, Botol Shampoo, Botol Bedak, Botol Kecap, dan lain-lain.

Bila kita ditanya mengenai Industri Plastik, atau kita membaca tulisan Plastic Engineering. Yang pertama kali terbayang dikepala kita adalah Kantung Plastik atau biasa kita sebut Kantung Kresek. Wajar saja kita langsung berpikiran ke arah Kantung Kresek, karena barang inilah yang paling sering dan paling banyak kita jumpai sehari-hari.

Industi Plastik di Indonesia memang masih sedikit yang mengetahui, dan memang sekolah yang khusus mengenai Industri Plastik masih terlalu sedikit, itupun terbatas pada ilmu yang mempelajari pembuatan cetakan untuk Plastik yang biasa disebut Mold [Mold Maker], seperti Polman ITB Bandung dan ATMI Solo. Sedangkan yang khusus mempelajari Proses Injeksi Plastik belum ada, padahal sangat berhubungan erat dengan industri pembuatan Mold tersebut. Di negara-negara Asia lainnya khususnya Jepang, Korea, dan China telah terlebih dahulu atau telah lama populer teknologi injeksi plastik, sehingga tidaklah mengherankan bila produk-produk plastik mereka membanjiri pangsa pasar Indonesia.
 
Setelah kita mengetahui barang-barang yang terbuat dari plastik tidak hanya sebatas Ember dan Gayung, tapi juga bidang Elektronik serta bidang Otomotif dan Packaging. Rugi rasanya bila kita tidak mengetahui proses pembuatannya. Atau setidaknya ada rasa penasaran untuk mengetahui Proses Pembuatannya, juga proses manufakturnya dari awal sampai ke tangan konsumen. Atau mungkin diantara pembaca ada yang berminat untuk terjun dan berusaha dibidang Injeksi Plastik.

Sahabat Plastik. Blog saya ini khusus untuk membahas Proses Injeksi Plastik dan Manufakturnya, karena dari proses inilah paling banyak aplikasinya untuk bidang-bidang kehidupan manusia seperti pada bidang rumah tangga, Elektronik, Otomotif, dan Packaging malah sampai juga pada bidang alat-alat kedokteran dan rumah sakit.
Selamat membaca.  

Stay tune sahabat plastik.

Baca Selanjutnya ..

Short Mold Karena Fill Pressure Time Terlalu Rendah


Short Mold Karena Fill Pressure Time Terlalu Rendah. 

Perjalanan material membutuhkan waktu untuk memenuhi seluruh ruang yang disediakan oleh Mold, yaitu ruang yang disediakan bagi pembentukan Produk dan Runner-nya. Misalkan waktu yang dibutuhkan untuk memenuhi ruang di dalam Mold adalah 7 detik, tetapi setting waktu yang dibuat adalah 5 detik, sehingga Screw Torpedo tidak pernah mencapai Konfirmasi V-P Change Over. Maka produk yang dihasilkan akan Short Mold. Kemudian timbul pertanyaan, bagaimana kita tahu bahwa waktu yang dibutuhkan pada proses Filling adalah 7 detik?  
 
Q = Qn = Qm Q = C/T [ml/detik] 

Dimana, 
Q : adalah debit Pompa Hidrolik [ml/detik] 
Qn : adalah debit aliran material yang keluar dari Nozle [ml/detik] 
Qm : adalah debit aliran material yang masuk ke dalam Mold [ml/detik] Contoh kasus. 
Berdasakan informasi Produk Designer dan Mold Maker bahwa pembentukkan Produk dan Runner membutuhkan material sebanyak 200 ml. Berdasarkan spesifikasi pompa hidrolik dari mesin injeksi, memiliki maksimal debit [Q] sebesar 40 ml/detik. Maksimal [100%].  

* Mengetahui setting Fill Pressure Time.  
Q = Qm 40ml/1detik = 200ml/Tdetik  
200ml/T detik = 40ml/1detik  
T detik = (200ml x 1detik) / 40ml = 200detik / 40 = 5 detik  

Apabila kita setting kecepatan injeksi yang dibuat sebesar 70% [atau 0.7], maka :  
Qok = (40ml x 0.7) /1detik = 28ml /1detik  
Qok = Qm 28ml/1detik = 200ml/Tdetik  
200ml/T detik = 28/1detik  
T detik = (200ml x 1detik) / 28ml = 200detik / 28 = 7.1 detik [7 detik]  

Apabila kita buat setting Waktu Filling sebesar 5detik dengan kecepatan injeksi sebesar 70%, berapa ml yang masuk ke dalam Mold ?  
Qng = Qok  
?ml/5detik = 200ml/7detik  
?ml = (200ml x 7detik)/5detik = 143ml [Produk Short Mold]   

Stay tune sahabat plastik.

Baca Selanjutnya ..

Short Mold Karena Fill Pressure Terlalu Rendah

Short Mold Karena Fill Pressure Terlalu Rendah.

Material Plastik cair yang disuntikkan ke dalam Mold akan mengalami berbagai hambatan, seperti melewati celah-celah dan ruang yang sempit, alur yang berilku-liku, pembuatan bentuk produk yang sulit disertai banyaknya bentuk sirip, dll, disamping material itu bersinggungan dengan suhu Mold yang lebih rendah. Dapat dikatakan juga bahwa material cair tersebut harus cepat mengisi seluruh ruang di dalam Mold sebelum terjadi pembekuan/pengerasan material karena bersinggungan dengan suhu Mold yang lebih rendah. Untuk itulah dibutuhkan setting Fill Pressure yang cukup kuat untuk men-Support laju kecepatan material sehingga material akan mengalir melewati hambatan-hambatan tersebut dengan tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil produk.
 
Keterangan :
Posisi 171 adalah posisi Injection Ready. Posisi 12 adalah setting V-P Change Over [perubahan dari proses Filling ke Proses Holding], posisi ini didapat dari Injection Ready dikurangi Shoot Size [l], yaitu 171 – 159 = 12. Maka, jika setting Pull Back adalah 5 [perkiraan gas], maka Holding Proses akan berhenti di sekitar 7.

Note : Apabila actualnya tidak seperti yang diperhitungkan, berarti hampir dipastikan adanya masalah pada diameter lubang Barrel, diameter Screw, atau pada Torpedo.

Problem…
Bisa kita lihat pada mesin yang compatible menampilkan grafik proses, atau dengan kita memperhatikan Pressure Gauge selama proses berlangsung. Grafik memperlihatkan bahwa garis actual [Actual Line] bersentuhan dengan garis setting [Setting Line], hal ini memberikan pernyataan bahwa “sebenarnya garis actual lebih tinggi dari garis setting”. Dikarenakan setting yang tersedia untuk proses Filling actual “dipatok” atau dibatasi hanya setinggi garis setting tersebut sehingga ketika menghadapi hambatan diperjalanan proses Filling tidak bisa berbuat banyak.

OK....
Grafik memperlihatkan bahwa garis actual tidak pernah bisa menyentuh garis setting. Fluktuasi yang terjadi yang menunjukkan adanya hambatan selama proses Filling pun masih di bawah garis setting. Ini menunjukkan bahwa Filling Pressure yang kita setting sudah dapat meng-cover hambatan-hambatan yang telah disebutkan di atas.
 
Material yang tidak dapat mengatasi hambatannya akan berakibat pada kecepatan yang kurang dari yang diperlukan, hal ini diperlihatkan oleh garis “Actual Line 1”. Sebelum mencapai V-P Change Over, perjalanan material sudah mencapai titik atau masuk phase pembekuan dimana material sudah mulai mengeras dan sulit untuk dialirkan. Phase pembekuan di gambarkan pada garis “R”. Sebaliknya material yang berhasil mangatasi hambatannya akan memliki kecepatan yang diinginkan sehingga bisa melewati V-P Change Over sebelum masuk phase pembekuan.

Buatlah Setting Fill Pressure lebih tinggi dari Actual Fill Pressure, agar proses Filling tidak terpengaruh terhadap hambatan-hambatan yang ada. Pada mesin Nissei type PS, setting Fill Pressure pada : P1. 

Stay tune sahabat plastik.

Baca Selanjutnya ..