HOME CONTACT ARTIKEL TRAINING

Short Mold Karena Fill Pressure Terlalu Rendah

Short Mold Karena Fill Pressure Terlalu Rendah.

Material Plastik cair yang disuntikkan ke dalam Mold akan mengalami berbagai hambatan, seperti melewati celah-celah dan ruang yang sempit, alur yang berilku-liku, pembuatan bentuk produk yang sulit disertai banyaknya bentuk sirip, dll, disamping material itu bersinggungan dengan suhu Mold yang lebih rendah. Dapat dikatakan juga bahwa material cair tersebut harus cepat mengisi seluruh ruang di dalam Mold sebelum terjadi pembekuan/pengerasan material karena bersinggungan dengan suhu Mold yang lebih rendah. Untuk itulah dibutuhkan setting Fill Pressure yang cukup kuat untuk men-Support laju kecepatan material sehingga material akan mengalir melewati hambatan-hambatan tersebut dengan tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil produk.
 
Keterangan :
Posisi 171 adalah posisi Injection Ready. Posisi 12 adalah setting V-P Change Over [perubahan dari proses Filling ke Proses Holding], posisi ini didapat dari Injection Ready dikurangi Shoot Size [l], yaitu 171 – 159 = 12. Maka, jika setting Pull Back adalah 5 [perkiraan gas], maka Holding Proses akan berhenti di sekitar 7.

Note : Apabila actualnya tidak seperti yang diperhitungkan, berarti hampir dipastikan adanya masalah pada diameter lubang Barrel, diameter Screw, atau pada Torpedo.

Problem…
Bisa kita lihat pada mesin yang compatible menampilkan grafik proses, atau dengan kita memperhatikan Pressure Gauge selama proses berlangsung. Grafik memperlihatkan bahwa garis actual [Actual Line] bersentuhan dengan garis setting [Setting Line], hal ini memberikan pernyataan bahwa “sebenarnya garis actual lebih tinggi dari garis setting”. Dikarenakan setting yang tersedia untuk proses Filling actual “dipatok” atau dibatasi hanya setinggi garis setting tersebut sehingga ketika menghadapi hambatan diperjalanan proses Filling tidak bisa berbuat banyak.

OK....
Grafik memperlihatkan bahwa garis actual tidak pernah bisa menyentuh garis setting. Fluktuasi yang terjadi yang menunjukkan adanya hambatan selama proses Filling pun masih di bawah garis setting. Ini menunjukkan bahwa Filling Pressure yang kita setting sudah dapat meng-cover hambatan-hambatan yang telah disebutkan di atas.
 
Material yang tidak dapat mengatasi hambatannya akan berakibat pada kecepatan yang kurang dari yang diperlukan, hal ini diperlihatkan oleh garis “Actual Line 1”. Sebelum mencapai V-P Change Over, perjalanan material sudah mencapai titik atau masuk phase pembekuan dimana material sudah mulai mengeras dan sulit untuk dialirkan. Phase pembekuan di gambarkan pada garis “R”. Sebaliknya material yang berhasil mangatasi hambatannya akan memliki kecepatan yang diinginkan sehingga bisa melewati V-P Change Over sebelum masuk phase pembekuan.

Buatlah Setting Fill Pressure lebih tinggi dari Actual Fill Pressure, agar proses Filling tidak terpengaruh terhadap hambatan-hambatan yang ada. Pada mesin Nissei type PS, setting Fill Pressure pada : P1. 

Stay tune sahabat plastik.

Baca Selanjutnya ..

Short Mold Karena Shoot Size Terlalu Pendek

Masalah Short Mold Karena Shoot Size Terlalu Pendek.
Material yang dikeluarkan berbanding lurus dengan produk yang dihasilkan. Misalkan kita masak air 1 liter, maka akan menghasilkan air panas setidaknya 1 liter juga, atau sedikit berkurang karena adanya penguapan. Begitu juga setting parameter Shoot Size pada mesin injeksi yang terdiri dari diameter lubang Barrel dan panjang langkah [L] gerakan Plunyer Injeksi, maka rumus yang digunakan utk menghitung kapasitas injeksi ini adalah sebagai berikut :

Kapasitas Injeksi [C] = (π x Ds² / 4) x L
Dimana, π : 3.14 [ketentuan umum]
Ds : Diameter Screw [berdasarkan spesifikasi mesin]
L : Langkah Screw Torpedo [posisi nol berada di sebelah kiri ; posisi setting : S]

Contoh kasus.

Berdasarkan keterangan dari Produk Designer dan Mold Maker bahwa volume material yang dibutuhkan untuk membuat suatu produk adalah sebanyak 200 ml, yang dialokasikan untuk Runner dan Produk itu sendiri. Otomatis bila material yang dikeluarkan mesin injeksi kurang dari 200 ml, maka produk yang dihasilkan akan Short Mold.

Data spesifikasi mesin injeksi yang kita punya, Diameter Screw [Ds] adalah sebesar : 40 mm.

* Menentukan panjang langkah [L] dan posisi setting Shoot Size [S].
C = (π x Ds² / 4) x L  
200 ml = (3.14 x 40² / 4) x L  
200000 = 1256 x L  
L = 200000 / 1256 = 159 mm  
Tambahkan 10 mm untuk keamanan mesin, 159 + 10 = 169 mm. Setting Shoot Size [S]. Untuk mencegah Material Drolling, setting Pull Back [Side Back], misal 5 mm. Maka posisi Screw pada Injection Ready [Nissei] adalah 169 + 5 = 174 mm. Pada mesin Nissei PS type [Shoot Size : SM, Side Back : SD]
Namun demikian, setting Pull Back dan Shoot Size bisa sedikit saja lebih panjang karena faktor Gas dan Uap, sehingga sedikit pula mempengaruhi posisi Injection Ready. Perbedaan yang terlalu jauh antara perhitungan dan actual setting bisa terjadi karena adanya Back Flow [dibahas terpisah].

* Mengetahui berat material yang dibutuhkan [gr]. Untuk PS H9152T memiliki massa jenis 1.04 gr/cm³, berdasarkan Material Properties.
Maka 200 ml x 1.04 gr/cm³ = 208 gr.

Stay tune sahabat plastik.  

Baca Selanjutnya ..

Masalah Short Mold atau Short Shoot

Masalah Short Mold atau Short Shoot, Short Shot Problem. 

Masalah yg paling populer pada proses injeksi plastik adalah apa yang biasa disebut dengan istilah Short Mold atau Short Shoot. Untuk menyelesaikan masalah tersebut, atau setidaknya menguranginya, maka kita harus mengetahui bagaimana masalah tersebut bisa terjadi, bagaimana penjelasannya, faktor apa saja yang mempengaruhinya, sehingga kita bisa mengambil tindakan apa yang akan kita lakukan untuk menanganinya. Adapun penyebabnya terdiri lebih dari 40 item, sehingga item-item tersebut menjadi Check Point pada Check Sheet kita, di antaranya yaitu : 

1. Setting Parameter Mesin [Shoot Size, terlalu pendek] 
2. Setting Parameter Mesin [Fill Pressure, terlalu rendah] 
3. Setting Parameter Mesin [Fill Pressure Time, terlalu singkat] 
4. Setting Parameter Mesin [Fill Pressure Speed, terlalu rendah] 
5. Setting Parameter Mesin [Hold Pressure, terlalu rendah] 
6. Setting Parameter Mesin [Hold Pressure Time, terlalu rendah] 
7. Setting Parameter Mesin [V-P Change Over, terlalu tinggi] 
8. Setting Parameter Mesin [Barrel Temperature, terlalu rendah, atau tidak optimal] 
9. Setting Parameter Mesin [Posisi Alignment, Nozle terhadap Sprue Bush] 
10. Setting Parameter Mesin [Nozle, penggunaan nozle yang tidak sesuai, lubang terlalu kecil] 
11. Setting Parameter Mesin [Suhu Dryer, terlalu rendah] 
12. Setting Parameter Mesin [Dryer Time, terlalu singkat] 
13. Setting Parameter Mesin [MTC Temperature, tidak optimum] 
14. Kondisi Mesin [Back flow, Hole Barrel, Over size. Biasanya pada mesin yg sudah lama digunakan] 
15. Kondisi Mesin [Back flow, Screw, Check Ring atau Check Valve telah aus atau mengalami kerusakan]  
16. Kondisi Mesin [Back flow, Screw, Check Ring atau Check Valve terdapat Foreign Material] 
17. Kondisi Mesin [Back flow, Screw Head, mengalami kerusakan] 
18. Kondisi Mesin [Nozle, ujung lubang terdapat aus] 
19. Kondisi Mesin [Nozle, di dalam lubang terdapat Foreign Material] 
20. Kondisi Mold [Gasvent, kurang memadai] 
21. Kondisi Mold [Cooling System, kurang memadai] 
22. Kondisi Mold [Sprue Bush, terdapat aus atau kerusakan] 
23. Kondisi Mold [Gate, terdapat Foreign Material] 
24. Pengaturan Kerja [1st Shoot, proses injeksi di awal operasi mesin] 
25. Pengaturan Kerja [1st Shoot, produk bercampur] 
26. Pengaturan Kerja [1st Shoot, Robot, produk pick-up bermasalah atau vacum/chuck telah rusak] 
27. Pengaturan Kerja [1st Shoot, Robot, posisi sensor kurang baik atau rusak] 
28. Pengaturan Kerja [1st Shoot, Robot, setting tekanan udara tidak sesuai] 
29. Pengaturan Kerja [1st Shoot, suplai material, setting sensor loader tidak sesuai] 
30. Pengaturan Kerja [1st Shoot, suplai material, Loader Stuck karena material] 
31. Pengaturan Kerja [1st Shoot, suplai material, Loader Stuck karena filter tidak bersih] 
32. Pengaturan Kerja [1st Shoot, suplai material, serbuk material mengganggu sensor Loader] 
33. Pengaturan Kerja [1st Shoot, suplai material, delivery material kurang baik] 
34. Pengaturan Kerja [1st Shoot, perubahan setting mesin] 
35. Pengaturan Kerja [1st Shoot, mold additive handling] 
36. Pengaturan Kerja [Mold, Cooling system terdapat kebocoran] 
37. Pengaturan Kerja [Mold, Cooling system tersumbat atau valve tidak terbuka] 
38. Pengaturan Kerja [Mold, penggunaan grease yg terlalu banyak] 
39. Pengaturan Kerja [Mold, Maintenance, gasvent tersumbat karena penumpukan gas deposit] 
40. Pengaturan Kerja [Dryer, Heater bermasalah] 
41. Pengaturan Kerja [Loader, material suplai bermasalah] 
42. Pengaturan Kerja [Informasi, kurang detail pada saat terdapat masalah yang mempengaruhi operasi mesin] Setiap Item Untuk Masalah ini Akan Dijelas Detail Pada Posting Berikutnya. 

Stay tune sahabat plastik.

Baca Selanjutnya ..